Ketika Sony meluncurkan PlayStation Vita pada tahun 2011, harapan besar menyelimuti peluncuran tersebut. PS Vita mengubah pengalaman bermain game portabel ke tingkat baru dengan layar OLED yang memukau, touchpad belakang yang inovatif, dan kemampuan bermain game berkualitas konsol di genggaman tangan. Namun, meskipun memiliki semua bahan untuk sukses, konsol ini gagal menciptakan dampak besar di pasar. Apa yang sebenarnya terjadi pada konsol yang hampir sempurna ini?
1. Harga Tinggi yang Menggigit Konsumen
PS Vita hadir dengan harga premium saat dirilis, lebih mahal dibandingkan kompetitor seperti Nintendo 3DS. Tak hanya perangkatnya yang mahal, Sony juga memperkenalkan kartu memori eksklusif yang harganya jauh di atas kartu SD standar. Biaya total untuk menikmati pengalaman penuh di konsol ini membuat banyak konsumen ragu.
2. Dukungan Game yang Kurang Memadai
Meskipun PS Vita memulai debut dengan game seperti Uncharted: Golden Abyss, katalog game yang tersedia setelah peluncuran tidak cukup menarik untuk menjaga minat pemain. Minimnya dukungan dari pengembang pihak ketiga memperburuk situasi, sementara Nintendo 3DS terus mendapatkan rilis besar dari franchise populer.
3. Persaingan Ketat dari Game Mobile
Tahun 2010-an menyaksikan ledakan popularitas game mobile di smartphone dan tablet. Game dengan harga terjangkau, bahkan gratis, membuat konsol genggam seperti PS Vita tampak kurang relevan di mata konsumen mainstream.
4. Strategi Pemasaran yang Tidak Efektif
Sony gagal memanfaatkan potensi pemasaran PS Vita secara maksimal. Fitur-fitur teknis yang canggih tidak diiringi dengan komunikasi yang efektif mengenai manfaatnya bagi pengalaman bermain. Banyak konsumen bingung mengapa mereka harus memilih konsol ini dibandingkan platform lainnya.
5. Kehadiran PlayStation 4 yang Menggeser Fokus
Ketika Sony merilis PlayStation 4 pada 2013, fokusnya berpindah dari PS Vita ke konsol baru tersebut. Dukungan berkurang secara signifikan, membuat konsol ini semakin terlupakan di pasar yang kian kompetitif.