Dalam dunia video game, banyak orang mengenal dan menghormati Hideo Kojima sebagai salah satu nama paling penting. Karyanya selalu menawarkan pengalaman yang tidak hanya menghibur, tetapi juga memicu pemikiran mendalam tentang tema-tema yang kompleks. Salah satu karya terbarunya, “Death Stranding,” menjadi sorotan karena keunikan dan kedalamannya. Melalui game ini, Kojima mengeksplorasi kehidupan, hubungan manusia, dan tantangan dunia terhubung.
Konsep Dasar Death Stranding
Death Stranding menceritakan tentang dunia pasca-apokaliptik di mana dampak kematian sangat berbeda dibandingkan dengan yang kita kenal. Dalam game ini, kematian tidak hanya berakhirnya hidup seseorang, tetapi juga dapat mempengaruhi dunia secara keseluruhan. Fenomena “Death Stranding” merujuk pada peristiwa yang mengubah realitas, mengganggu jiwa orang mati dan menciptakan “BT”.
Pemain berperan sebagai Sam Porter Bridges, seorang kurir yang bertugas mengantarkan barang-barang penting antar kota yang terpisah oleh berbagai rintangan. Tugas ini bukan sekadar mengantarkan barang, tetapi juga menghubungkan kembali masyarakat yang terasing. Pemain belajar tentang keterhubungan dan pentingnya menjaga hubungan antar manusia.
Tema Keterhubungan
Salah satu tema sentral dalam Death Stranding adalah keterhubungan. Kojima menciptakan dunia di mana pemain membangun jembatan dan mengantarkan barang. Permainan ini mengajarkan pentingnya saling membantu untuk memulihkan hubungan dan membangun kepercayaan.
Keterhubungan ini tidak hanya terlihat dari interaksi antar karakter dalam cerita, tetapi juga dari mekanisme permainan itu sendiri. Pemain dapat meninggalkan item, membangun struktur, dan memberikan bantuan kepada pemain lain secara online. Hal ini menciptakan rasa komunitas dan kolaborasi yang kuat, meskipun pemain tidak bertemu langsung. Inilah cara Kojima menyampaikan pesan bahwa dalam dunia yang terfragmentasi, kita tetap dapat saling mendukung dan membantu satu sama lain.
Isolasi dan Keterasingan
Di balik tema keterhubungan, Kojima juga mengangkat isu isolasi dan keterasingan yang banyak individu alami di dunia modern. Dalam Death Stranding, kita melihat karakter-karakter yang berjuang dengan kesepian dan ketidakmampuan untuk terhubung dengan orang lain. Sam adalah sosok terasing yang memiliki tugas menghubungkan orang dengan masa lalu kelam.
Melalui perjalanan Sam, permainan mengajak pemain untuk merenungkan bagaimana teknologi, meskipun dapat memudahkan komunikasi, seringkali juga menyebabkan jarak emosional. Dalam dunia yang semakin terhubung secara digital, banyak orang merasa lebih kesepian daripada sebelumnya. Kojima menggambarkan dilema bahwa koneksi fisik belum tentu berarti koneksi emosional.
Kesedihan dan Kehilangan
Death Stranding juga menyentuh tema kesedihan dan kehilangan. Setiap karakter dalam game ini memiliki latar belakang yang menyedihkan dan pengalaman kehilangan yang mendalam. Kesedihan hadir sebagai bagian integral dari narasi, menciptakan kedalaman emosional yang membuat pemain merasakan beratnya perjalanan yang Sam dan karakter lainnya hadapi.
Mekanisme permainan yang melibatkan “BT” atau makhluk dari jiwa yang tidak dapat beristirahat dengan tenang, memperkuat pengalaman kehilangan ini. Pertemuan dengan BT sering kali mencerminkan ketidakpastian dan ketakutan akan kematian, serta menjadi simbol dampak yang ditinggalkan oleh orang-orang yang telah pergi.
Simbolisme dan Makna yang Dalam
Hideo Kojima dikenal sebagai seorang storyteller yang ulung, dan ia menggunakan banyak simbolisme dalam Death Stranding untuk menyampaikan pesan-pesannya. Misalnya, “bridge baby” atau BB, yang merupakan bayi yang terhubung dengan dunia orang mati, menjadi simbol harapan dan keterhubungan antara hidup dan mati. BB membantu Sam dalam menghadapi ancaman BT, sekaligus melambangkan harapan bahwa meskipun ada kehilangan, ada juga potensi untuk kelahiran dan kehidupan baru.
Selain itu, penggunaan alat-alat seperti “Strand” juga memiliki makna yang dalam. Strand yang Sam gunakan untuk menghubungkan berbagai titik akan menggambarkan konektivitas yang lebih luas dalam kehidupan manusia. Setiap kali Sam menghubungkan titik-titik tersebut, ia juga mengingatkan kita akan pentingnya hubungan antar individu dalam kehidupan sehari-hari.
Kritik terhadap Masyarakat Modern
Melalui Death Stranding, Kojima tidak hanya menawarkan sebuah pengalaman bermain yang mendebarkan, tetapi juga mengajak pemain untuk merenungkan kondisi masyarakat modern. Di tengah kemajuan teknologi yang pesat, kita sering kali terjebak dalam rutinitas dan kehilangan hubungan manusia yang nyata. Kojima mengajak kita untuk berpikir apakah kemajuan ini benar-benar membawa kita lebih dekat satu sama lain atau justru menjauhkan kita.
Kritik ini semakin terasa dengan adanya karakter-karakter dalam game yang mewakili berbagai sisi masyarakat, dari mereka yang berjuang untuk bertahan hidup hingga mereka yang telah menyerah pada kesedihan dan keterasingan. Dalam dunia yang diciptakan oleh Kojima, setiap individu memainkan perannya sendiri, dan tidak ada yang benar-benar sendirian selama mereka memiliki keinginan untuk saling membantu.