
Dragon Nest Rebirth of Legend MMORPG Legendaris Kini Bangkit di Mobile, Gokil atau Gagal Total
Kalau kamu pernah nongkrong di warnet atau begadang demi raid bareng anak guild, kamu pasti kenal Dragon Nest. Game MMORPG ini sempat merajai genre action RPG di Indonesia karena sistem pertarungannya yang cepat, penuh gaya, dan memacu adrenalin. Sekarang, game legendaris ini hadir kembali dalam versi mobile: Dragon Nest: Rebirth of Legend.
Tapi pertanyaannya, apakah versi ini cuma numpang nama dan nostalgia, atau benar-benar berhasil membangkitkan kejayaan lamanya?
Dari Skeptis Jadi Kaget: Game Ini Nggak Main-Main!
Saya awalnya masuk dengan rasa curiga. Banyak banget game lawas yang pengembangnya paksa masuk ke mobile, tapi hasilnya malah bikin frustrasi, kontrol ribet, visual downgrade, gameplay disederhanakan. Saya sudah siap kecewa.
Tapi begitu saya pilih karakter Warrior dan muncul di Prairie Town Outskirt, saya langsung kaget. Visualnya membangkitkan memori lama. Begitu masuk ke Calderock Town, saya merasa seperti balik ke masa-masa main di warnet bareng teman satu tongkrongan.
Visual dan Dunia: Tim Dev-nya Nggak Main-Main
Pengembang game ini nggak asal tempel. Mereka berhasil menghadirkan desain karakter, dialog, dan tata letak map yang terasa identik dengan versi PC. Mereka mempertahankan gender lock class, Warrior tetap cowok, Archer tetap cewek. Meskipun banyak game zaman sekarang menghindari sistem ini, para fans lama justru bakal merasa makin dekat dengan versi originalnya.
Combat Tetap Brutal, Tapi Sekarang Lebih Bersahabat Buat Jempolmu
Sistem pertarungan tetap jadi daya tarik utama, dan mereka berhasil mempertahankannya dengan baik. Saya merasa puas saat mengeluarkan skill seperti Circle Break dan Stomp karena animasinya terlihat halus dan dampaknya terasa nyata.
Mereka menyematkan fitur auto-aim yang sangat membantu buat pemain baru. Mereka juga membagi skill ke dalam beberapa tab, bukan dalam satu bar seperti di PC. Buat yang baru main, sistem ini terasa lebih rapi dan mudah dipahami.
Fitur Tambahan Bikin Main Lebih Nyantai
Mereka juga menambahkan fitur modern seperti auto-track quest. Fitur ini membantu saya menyelesaikan misi tanpa repot buka-buka map terus. Mereka bahkan merombak beberapa dungeon supaya durasinya lebih pendek dan cocok buat yang punya waktu terbatas.
Pengembang juga membawa kembali fitur sosial penting seperti sistem Guild, PvP setara, dan komunitas dalam game. Mereka berhasil menjaga semangat kompetitif dan kebersamaan dari versi PC.
Performa Gacor Meski di HP Kentang!
Saya mencoba menjalankan game ini di HP dengan chipset Helio G99 Ultimate, dan hasilnya memuaskan. Game ini berjalan stabil di 60 FPS dengan pengaturan grafis rendah. Artinya, kamu nggak perlu beli HP mahal untuk menikmati pengalaman main yang optimal.
Kesimpulan: Ini Bukan Sekadar Porting, Ini Cinta Lama yang Makin Matang!
Alih-alih sekadar melempar versi PC ke layar kecil, Dragon Nest: Rebirth of Legend justru menawarkan pengalaman yang matang. Mereka tahu apa yang dicintai pemain lama, dan mereka berhasil membawanya kembali dengan penuh hormat.
Kalau kamu dulu main Dragon Nest dan ingin bernostalgia, atau kalau kamu baru mau kenal dunia Altera, game ini wajib kamu coba.